Wednesday 19 May 2010

manusia langka

Darinya aku belajar menjadi gila yang terdidik

Darinya aku belajar bahasa eh aksen aneh yang menguras otak

Darinya aku belajar hidup ini indah

Namanya: satu .. dua .. TIKAAA

Courtesy: Tika

Aku tidak mengira ada orang segila ini. Prosentasenya mungkin hampir 100%, tapi tetap dengan kesadaran tinggi juga 100%. Bagaimana ilustrasinya? Lihat saja salah satu foto profilnya di atas.

Courtesy: Tika

Setelah dirunut, ternyata hampir semua anggota keluarganya mempunyai kemiripan karakter. Cek gambar wisuda di atas. Ayahnya begitu mengagumkan sebagai model kepala keluarga yang 'kreatif', ini istilah lain daripada yang aku pakai sebelumnya... hehe

Sudah aku cek ke nara sumber: Vincencia Tika Dianti, katanya adiknya melebihi dia, mungkin ukuran prosentase malah tidak ada karena lebih dari itu hehe...

Ibunya? Seharusnya juga tidak jauh-jauh dari anggota keluarga yang lain, tapi belum aku konfirmasi.


BAHASA BENDELIDA GLISIS ODAG

Ketika masuk ke facebooknya, aku melihat salah seorang temannya menulis di Wall-nya, "Aba gabal?".

Nah ini ciri-ciri orang kreatif, menurutku.

Kemudian aku mencoba menulis di statusku: "Aba gabal deman-deman?"

Dia mengomentari sebagai bahasa untuk penderita krisis otak... haha..

Berikut komentarnya:

Tika:

ro ibu gog bisa bage bahasa ini?

ini bahasa yang saya jibdagan dengan deman-deman saya sesama bendelida glisis odag...
bagaimana bu bida bisa mengeldi?

abaga munggin ibu mendelida benyagid yang sama...?
hagagagaggagagagaga......

Menurutku ini cara unik berkomunikasi yang sangat brilian!

Menurutnya:

Tika:

glisis odag ini sebenalnya benyagid yang belmanbaad galena dabad merawan benuaan dini.....

Aku setuju ...

Kita harus berpikir keras sebelum memakainya dalam bentuk lisan maupun tertulis. Ada aturan pakem yang harus diikuti supaya bisa ada saling pengertian atau komunikasi lancar di antara para penderita...

Salah satu teman berkomentar:

Mbak Lina:

hahahaa.... seru juga buat hiburan di kala siang... :-D

Lebih dari seru!!!

Berikut rumusnya:

Dari Tika:

ganti t dengan d
d tetap d
ganti p dengan b
v dan f juga diganti dengan b
yang b tetab b
ganti k dengan g,,, jadi nama saya diga...
g tetap g
ganti c dengan j
j tetap j
tukar r dengan l
tukar l dengan r
tidak ada h di akhir kata, misal gajah -> gaja

Menurutku, harusnya s diganti jadi c atau z bila kita konsisten dengan posisi lidah.

Nanti ah aku konsultasikan dengan ahlinya ...

Efek setelah mencoba:

- leher bengkak

- berasa seperti sinchan

- kayak di masa Flinstone (Siska yg berkomentar)

Kalau menurut Tika:

begidura lasannya bu bida...
ini balu menuris saja..
saya dan deman-deman menggunagannya sebagai bahasa ibu, diujabgan sehali-hali..

jadi ga juma guru aja yang benggag, idung juga namba beseg...
ini delinsbilasi dali abjad golea, jadi bahasa ini disebud bahasa indogolea gaur....

Saat itu sehari sebelum acara Lech Walesa datang, aku khawatir lidahku kaco setelah latihan BBGO (Bahasa Bendelida Glisis Odag) padahal Polish language ga beda jauh susahnya tapi rumusnya beda banget, Lukasz yang baik telah menolongku lewat sms.

Ketakutanku dikomentarinya:

Tika:

garo bunya leg wawensa dan lugas idu bahasanya menyigsa bu,, berum2 nandi rida jadi gliding..

gediaga bisa bun yang deldengal hanya suala bagai desisan angin...

jangan mumed duru bug..dalibada halus belajal dua bahasa mending ajalin leg bahasa ini aja, bial selagam, dan borandia juga gaya bahasa,,,

Cita-citanya tentang bahasa ini:

Tika:

wa.... bu bida suda bindal bahasa ini...
saya jadi deg2an,, sebeldinya ada gans bahasa ini sadi bahasa nasionar.....o.O

Hahaha ...

Hidup ini indah dengan semangatnya!!!

Hiduplah terus Tika, indahkan dunia dengan racunmu... hag hag hag hag hag...

1 comment:

Agnes said...

ahahahahahahahahahahahahahahahahaahahahahahhahahaahhaahahaha...